Bekerja di Konsultan Arsitektur besar di Indonesia merupakan pengalaman yang menyenangkan sekaligus menegangkan. Selain dituntut untuk bertanggung jawab atas desain yang akan digunakan pada mega proyek, juga dituntut untuk kreatif serta responsif atas perubahan-perubahan yang diinginkan owner. Awal bulan yang saya alami umumnya hanya diisi dengan berbagai macam pengenalan. Pekerjaan yang diberikan pun khusus pada area tertentu. Contohnya pada hari pertama saya masuk, tim dari IT akan mengarahkan saya untuk membuat account email kantor serta beberapa penyesuaian komputer. Hal ini dilakukan sembari berkenalan dengan pegawai lain di satu divisi yang sama. Mungkin budaya ini bisa saja berbeda dari konsultan lain. Di divisi yang saya tempati berjumlah 50 orang pegawai.
|
suasana kantin saat ada acara (hampir seluruh karyawan) |
Tugas pertama sebagai junior arsitek, diberikan oleh Kepala Studio Desain. Saya ditempatkan untuk mengerjakan sebuah proyek apartment 2 tower di daerah Pakubuwono, ya sebut saja Pakubuwono Spring. Sebagai
newcomer, tentu tanggung jawab yang diberikan tidak dapat langsung besar, melainkan pelan-pelan masuk untuk mengenali proyek yang sedang dikerjakan. Dengan begitu, saya mulai diberikan pekerjaan untuk mengeksplor berbagai bentuk crown atau puncak dari tower apartment dikarenakan desain yang masih belum fix adalah puncak dari bangunan apartemen.
Berbagai bentuk alternatif pun dibuat demi memenuhi keinginan owner. Proses ini akan terus berlangsung selama saya bekerja di konsultan arsitektur dan di proyek manapun. Alternatif yang dibuat nantinya akan direview oleh Senior yang berwewenang pada proyek tersebut dan selanjutnya akan direview oleh Direktur Divisi untuk dibahas bersama. Jika tidak ada revisi, maka model yang telah kita buat dapat dilanjutkan untuk dirapihkan lalu diberikan pada divisi Render. Sayangnya, akan selalu ada revisi bos, hehehe.
|
enjoy sore, menikmati traktiran ulang tahun |
Di divisi Render, model yang telah kita buat akan dioleh dengan 3DSmax, MentalRay, dan Photoshop sehingga menjadi gambar yang layak untuk presentasi ke owner. Proses desain hingga render ini sendiri beragam yang umumnya sekitar 3 hari. Tak jarang divisi Render menjadi sangat tertekan karena banyaknya order dari tim desain yang jumlahnya sangat banyak. Terlebih seringkali kami memintanya secara mendadak atau besok sudah harus presentasi. Hal ini sangat lumrah terjadi di konsultan arsitektur.
Sembari menunggu hasil gambar 3D yang dirender, para junior arsitek umumnya menyiapkan gambar-gambar kerja maupun gambar pendukung untuk presentasi. Sehingga selain membuat 3D model, kami juga membuat presentasi grafis serta gambar kerja. Pada gambar kerja sendiri dibantu oleh tim produksi (drafter). Hampir setiap proyek memiliki drafternya masing-masing. Bisa kamu bayangkan betapa hecticnya tim dalam menyiapkan presentasi arsitektur sehari sebelumnya, terlebih jika presentasinya membutuhkan maket presentasi. Saya rasa sangat jarang yang blogger arsitek yang menjelaskan hal ini.
Apa saja yang dipresentasikan? Tergantung dari topik apa yang akan dibahas pada rapat yang bersangkutan. Misalkan pada hari rabu depan, Owner ingin membahas mengenai interior apartemen 3-Bedroom, maka kami harus mempersiapkan dokumen-dokumen pendukungnya, baik layout denah kamar, gambar 3D interior, list material yang digunakan, hingga gambar-gambar detail seperti pola lantai. Mengerjakan semua itu sendirian dapat dikatakan tidak mudah, sehingga peran dari tim produksi dalam menyiapkan gambar kerja cukup membantu tim desain.
|
kondisi proyek dan lokasi presentasi owner |
Bagaimana dengan kerja Overtime? Lembur bisa dibilang adalah bagian yang sulit dilepaskan dari sebuah pekerjaan di konsultan arsitektur manapun. Deadline yang cepat, serta pekerjaan yang cukup banyak menjadikan pegawai arsitektur harus kerja ekstra untuk mendapatkan hasil yang sesuai, bahkan meski sudah lembur pun, belum tentu sesuai dengan harapan. Di tempat saya bekerja dulu, lembur dilakukan usai jam sholat magrib hingga selesai. Umumnya sampai jam 9, ada pula jika urgent dilakukan hingga pagi. Jangan heran ketika kamu bekerja di konsultan arsitektur, tiba-tiba ada review desain proyekmu jam 4-6 sore, lalu kamu diminta untuk memperbaikinya agar dapat dipresentasikan esok harinya. Syalala, nginep deh.
|
suasana lembur di Konsultan |
Capek nggak sih kerja Arsitektur? Dibilang capek sih engga, tapi juga iya. Saya pernah mencoba jadi Uber Driver selama beberapa hari. Saya bilang, capeknya lebih parah jadi Uber Driver meskipun sama-sama hanya duduk. Mungkin karena saya menyukai apa yang saya kerjakan, sehingga tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kebayang gak sih ketika kamu fokus terhadap apa yang kamu kerjakan, tau-tau hari sudah gelap? Tentu badan pegal-pegal, dan ketika sampai rumah rasanya hanya ingin tidur. Banyak senior yang resign dari konsultan lalu pindah ke kontraktor. Mereka bilang
"tempat kita dulu (konsultan), bener-bener comfort zone banget deh.."
Prospek kedepannya bagaimana? Tentu jika kamu ingin membangun usaha konsultan Arsitektur sendiri, mungkin jalan yang kamu lalui ini adalah jalur yang tepat. Selain mengasah kemampuan desain serta meningkatkan komunikasi dalam meeting koordinasi dengan owner maupun kontraktor, kamu juga dapat membangun pengalaman kerja di bidang arsitektur yang akan kamu butuhkan saat mendaftar keanggotaan IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia). IAI mengatakan bahwa setidaknya untuk menjadi arsitek pratama (junior) minimal harus memiliki pengalaman 3 tahun dibidang arsitektur, barulah kamu bisa mendapat sertifikat untuk mengerjakan proyekmu sendiri (bangunan sederhana).
|
Junior Arsitek Airmas Asri, tahun 2015 |
Semoga informasi ini bisa membantu kamu sebagai referensi, meskipun apa yang saya tulis belum tentu dapat ditemui pada konsultan arsitektur lain.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.